Stop BAB Sembarangan.
LAMBAR- Perilaku
buang air besar (BAB) sembarangan masih terjadi. Di sejumlah daerah,
masyarakat masih BAB sembarangan di kali atau sungai masih berperilaku BAB
sembarangan. Mereka pun bisa mandi dan mencuci pakaian di sungai yang
sama. Akibatnya, mereka rentan terkena penyakit diare. Selain diare, balita
mudah terserang pneumonia dari pencemaran tinja melalui udara. Dampak penyakit
yang paling sering terjadi akibat buang air besar sembarangan ke sungai adalah Escherichia
coli. Itu merupakan penyakit yang membuat orang terkena diare. Setelah
itu bisa menjadi dehidrasi, lalu karena kondisi tubuh turun maka masuklah
penyakit-penyakit lain
Camat
Balikbukit Junaidi mengatakan,Pembuangan tinja sembarangan dan tidak memenuhi
syarat dapat berpengaruh kepada penyebaran penyakit berbasis lingkungan oleh
karena itu masyarakat harus memiliki jamban sehat,pada saat membuka kegaitan
pembinaan peserta pemberdaya program sanitasi total berbasis masyarakat menuju
pekon open defication free (ODF) yang diselenggarakan UPT Puskesmas
liwa kemarin (23/1) yang dilaksanakan di GSG pekon sebarus.
Hadir sebagai
pembicara Darwin setiawan kasi kesling, kesja dan olahraga dinas kesehatan
lampung barat. Menurut Darwin,upaya menuju pekon atau desa bebas buang air
besar sembarangan didasarkan pada kepmenkes No. 852 tahun 2008 tentang strategi
nasional sanitasi total berbasis masyarakat. Dikatakan satu komunitas atau
masyarakat dikatakan telah ODF jika Semua masyarakat telah BAB menggunakan
jamban,Tidak terlihat tinja manusia di sekitar lingkungan,Tidak ada Bau akibat
pembuangan tinja atau kotoran manusia,Kualitas jamban yang baik,Ada penerapan
sanksi serta upaya masyarakat untuk mencehag kejadian BAB di sembarang tempat,
Ada pengawasan dari masyarakat untuk mencapai 100% KK mempunyai jamban sehat,Disekolah
tersedia jamban dan tempat cuci tangan dengan sabun.Dan yang tak kalah
pentingnya ada analisa kekuatan kelembagaan di kecamatan membentuk mekanisme
pelaksanaan kegiatan yang efektif dan efesien sehingga tujuan masyarakat ODF
dapat tercapai kata Darwin setiawan.
Sebelum
pemaparan oleh dinas kesehatan kepala UPT puskesmas liwa,H.Supriyono S.Kep.menyampaikan
bahwa sanitasi total akan dapat dicapai jika semua masyarakat di suatu
komunitas telah ,Berhenti BAB sembarang tempat,Masyarakat mempunyai jamban
sehat ,Masyarakat terbiasa cuci tangan dengan sabun, setelah menceboki
anak, sebelum makan, sebelum memberi makan bayi dan sebelum menyiapkan makanan,Masyarakat
menyimpan dan mengelola air minum dan makanan dengan aman, Mengelola limbah
rumah tangga dengan benar.
Dengan Tujuan
STBM kata Supriyono terwujudnya prilaku masyarakat yang higienes dan saniter
secara mandiri dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi tinggiya.kepada lurah peratin se- kecamatan balik bukit untuk
melaksanakan program dimaksud menggerakkan semua komponen yang ada di kelurahan
dan pekon terkait kebutuhan (Deman Creation) ketersediaan (Supply
Improvement) dan lingkungan (Enabling Environment) bentuk
dukungan peratin dengan mengalokasikan Dana Desa yang ada.
Program STBM
diyakini akan membuat anak-anak bisa tumbuh sehat dan memiliki pola hidup
bersih. Namun untuk menjalankan komitmen ini butuh peran serta masyarakat dan
banyak pihak terkait, agar semua cita-cita menurunkan angka kematian cepat
terwujud. Semua orang harus memiliki jalan pikiran sama menghilangkan budaya
BAB sembarangan.Sanitasi Total Berbasis Masyarakat adalah sebuah pendekatan
kepada masyarakat. Intinya semua adalah masalah bersama. Penyelesaiannya butuh
peran serta semua masyarakat .
Pada tahun
2018 yang akan datang diharapkan 2 (dua) pekon diwilayah kecamatan balik bukit
siap mendeklarasikan sebagai pekon bebas ODF yaitu pekon padang dalom dan pekon
gunung sugih, dimana sebelumnya pada tahun 2015 telah di deklarasikan sebagai
kelurahan bebas ODF yaitu kelurahan way mengaku terang camat junaidi (EditorLambar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar