Program
Biling Ninggalin Masalah.
PROPINSI-Komisi
IV DPRD Kota Bandarlampung mengadakan rapat kerja dengan Kepala SMPN Se
Bandarlampung dan MKKS SMP, Senin (26-3).Program di dunia pendidikan yang
selama ini diagul-agulkan Walikota Bandarlampung, Herman HN, dikenal dengan
sebutan bina lingkungan alias biling, ternyata,meninggalkan masalah.
Salah satu
masalah teranyar adalah masih menunggaknya pembayaran program biling itu sebesar
Rp 11,8 Miliar. Tak pelak, para kepala SMP di Bandarlampung yang kelimpungan
akibat tak mulusnya perjalanan program yang digadang-gadang sukses oleh Herman
HN tersebut.Adalah Ketua
Komisi IV DPRD Bandarlampung, Hendrie Kurniawan, yang membuka fakta bila
program biling meninggalkan masalah yang serius itu. Senin (26-3),Komisi IV
DPRD Bandarlampung mengadakan rapat dengan para kepala SMPN.Hasilnya “ Program
biling di SMPN se-Bandarlampung di tahun 2017 yang belum dibayar oleh Pemkot
mencapai Rp 11,8 miliaran. Akibatnya, banyak kepala SMPN yang terpaksa utang
untuk tetap bisa mengelola sekolahnya dengan baik,” kata Handrie Kurniawan.Dengan
kondisi seperti ini, menurut dia, sangatlah wajar bila para kepala SMPN
se-Bandarlampung mengeluh dan kesulitan untuk tetap menjalankan tugas
pendidikan di sekolahnya masing-masing secara maksimal.“Tunggakan pembayaran
Dana biling sebesar Rp 11,8 miliar itu di tahun 2017 lho, belum ditambah pada
tahun 2018 ini. Sedangkan jumlah siswa biling SMPN se-Bandarlampung lebih dari
80 ribu,” sambung legislator asal PKS ini.Terkait
dengan program biling yang meninggalkan masalah ini, Yusuf Kohar, Plt Walikota
Bandarlampung, kena getahnya. Handrie mengharapkan Yusuf Kohar mengeluarkan
kebijakan untuk bisa mencicil tunggakan Dana biling yang selama ini jadi
program prioritas dan diagul-agulkan sukses besar oleh Herman HN itu.“ Kami
minta, Plt Walikota punya kebijakan berani. Kalau pun belum bisa membayar penuh
tunggakan Dana biling tersebut, minimal dicicil tiga bulan,” harap Handrie
Kurniawan.
Sementara,
beberapa kepala SMPN yang dihubungi EditorLambar.membenarkan bila saat ini
mereka kesulitan untuk menjalankan tugas pendidikan secara maksimal akibat
mangkraknya tagihan Dana biling di Pemkot Bandarlampung.“ Dana program biling
itu sangat kami butuhkan untuk tetap bisa berjalannya proses belajar mengajar
dengan baik dan maksimal. Kalau nunggak seperti saat ini, mau tidak mau kami ya
harus cari pinjaman. Tapi sampai kapan terus begini, sementara kami diwajibkan
menerima siswa biling setiap tahun ajaran baru,” kata seorang kepala SMPN yang
namanya minta tidak ditulis karena takut dicopot dari jabatannya oleh Herman HN
saat nanti dia telah aktif kembali sebagai Walikota.
Kepala SMPN
ini Mengaku, program biling sebenarnya memberatkan bagi dunia pendidikan.
Selain karena pembayaran dananya sering terlambat, juga memerlukan penyetaraan
tersendiri bagi siswa yang diterima.“ Beruntung teman-teman yang jadi kepala
SMAN saat ini. Karena setelah SMAN menjadi kewenangan pemprov, mereka tidak
dipusingkan lagi dengan urusan biling ini,” kata dia.
Lalu siapkah
Pemkot Bandarlampung untuk segera menyelesaikan tunggakan Dana biling ini?
Sayangnya, Plt Walikota Yusuf Kohar, belum dapat dikonfirmasi. Pejabat
berlatarbelakang politisi Partai Demokrat itu belum mengangkat handphonenya
saat hendak dimintai komentarnya.(Ir/EditorLambar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar