LAMBAR- Perluasan areal tanam padi di lahan kering
saat ini menjadi tumpuan besar pemerintah kabupaten lambar untuk meningkatkan
produksi padi nasional.
Upaya Pemerintah dalam
mendorong perluasan tanam padi di lahan kering perlu didukung oleh tersedianya
inovasi teknologi budidaya yang unggul.
Komponen teknologi utama
dalam usaha produksi padi gogo adalah varietas unggul yang adaptif terhadap
berbagai permasalahan di lahan kering seperti kekeringan, kemasaman tanah dan
penyakit blas. Ketersediaan varietas unggul menjadi salah satu kunci
keberhasilan peningkatan produksi padi gogo nasional.
Pada tahun 2017,Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, Kementerian Pertanian berhasil melepas varietas unggul baru padi
gogo dengan nama Inpago 12 Agritan yang mampu berproduksi hingga 10.2 Ton/Ha.
Varietas ini merupakan hasil persilangan antara varietas lokal Selegreng dengan
varietas Ciherang dan Kencana Bali.
Pengujian terhadap varietas Inpago 12 Agritan dilakukan
di berbagai lokasi lahan kering bersama-sama dengan galur-galur dari perguruan
tinggi seperti IPB dan Universitas Jenderal Soedirman melalui Konsorsium Padi
Nasional yang diinisiasi oleh Badan Litbang Pertanian. Dari pengujian di
beberapa lokasi lahan kering, rata-rata hasil varietas baru ini mencapai 6.7
Ton/Ha, dua kali rata-rata hasil padi gogo Nasional.
Selain potensi hasilnya yang tinggi, keunggulan lain
varietas Inpago 12 Agritan antara lain agak toleran terhadap kekeringan dan
keracunan aluminium yang menjadi masalah di lahan kering masam. Varietas ini
juga tahan terhadap penyakit Blas atau yang sering disebut penyakit patah leher.
Varietas ini memiliki tekstur nasi yang agak pulen.
Benih sumber varietas Inpago 12 Agritan telah tersedia
di UPBS Balai Besar Penelitian Tanaman Padi dan siap untuk dikembangkan ke
lahan-lahan kering di berbagai propinsi. Varietas baru ini diharapkan dapat
menjadi pilihan bagi petani untuk meningkatkan produksi padi di lahan kering
dalam rangka mendukung tercapainya swasembada beras berkelanjutan.
Kegiatan Sosialisasi Padi Gogo dan Billing System
Pupuk Bersubsidi oleh BPP Kecamatan Balik Bukit. Padi gogo yang didapat gapoktan
Way Sirang Pekon Way Empulau Ulu kecamatan balik bukit, rabu, (4/4/2018) yang bertempat di balai pekon way empulau ulu
kecamatan balik bukit.
Padi gogo varietasnya adalah situbangendit. Padi gogo
ini nantinya ditanam di ladang kelompok tani, tujuannya agar dapat membantu dalam
menjaga kedaulatan pangan.Di Gapoktan way sirang ini yang mendapatkan benih, Poc,
Herbi dan lain lain.
Penyerahan secara simbolis oleh camat balik bukit
kepada 13 kelompok yang ada di pekon way empulau ulu.kepada kelompok tani
masing masing 25 kg per hectare, Utk herbisida 2 btol per hectare , Ppc zat
pengatur tumbuh 2 liter per hectare, Dan agen hayati 1 bungkus , Total lahan
dari 13 kelompok 144 ha.
Program padi gogo ini dicanangkan dan digelontorkan
oleh pemerintah pusat dimulai pertengahan bulan januari 2018.
Hadir dalam kegiatan tersebut
kepala balai penyuluh pertanian M.Nasir dan Penyuluh Sokowati ,Desy puspitasari,Emi
yulianti
Menurut M. Nasir, billing system pupuk bersubsidi
untuk lampung Barat baru dimulai di kecamatan Balik Bukit yang ditunjuk sebagai
pilot project billing system.
Untuk itu kepada kelompk tani
agar memperrsiapkann data kelompok tani, rencana detail kebutuhan
kelompok,rekening kelompok.
Program ini sudah dilaksanakan sejak september 2017,
dan baru bulan maret ini billing system dimulai oleh kelompok kelompok tani
yang ada di Kecamatan Balik Bukit.
Masih kata camat Junaidi Jamsari, mengharapkan agar
program pemerintah ini dilaksankan dengan sungguh sungguh dan maksimal sehingga
masyarakat petani dapat sejahtera..(Ir/EditorLambar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar