![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg249Exn0I9oTt6GbBnBXdKVivbhZpdZ_5ekpQl58AuA2fGWykOmsAM3kS88ooT2mOYRgpxpLgvk7mXzreRDtBMN4-diNsyC10Fjgix7y3WMGRbxZWwkd1gXJ0mlvyBxf2rBqImrK_YjiFH/s640/aria+bima.jpg)
Editorlambar.Com- Ketua MPR Zulkifli Hasan melayangkan
kritik ke pemerintah dalam pidato yang juga dihadiri oleh Presiden Jokowi ,Politikus
PDIP Aria Bima menilai pidato Zulkifli kurang pas.
Saya kira kurang pada tempatnya Pak Zulkifli menyampaikan
hal-hal fungsi sebagai legislatif atau bukan sebagai pimpinan MPR, kata Aria
saat ditemui Tim Editor.Com,setelah menghadiri pembacaan Nota keuangan
pemerintah di gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Kamis (16/8/2018).
Menurut Aria, yang juga anggota DPR, Zulkifli punya hak
mengkritik pemerintah sebagai anggota DPR. Namun ketika di posisi Ketua MPR, menurut
Aria, itu kurang tepat.,"Konteks kehadiran Pak Presiden bukan kepala
pemerintahan, tapi kepala negara," ujar Aria.
Aria lalu mengaitkan posisi Zulkifli sebagai Ketum PAN yang akhirnya memilih jadi rival Jokowi untuk Pilpres 2019. Bagi Aria, ada bias antara peran Zulkifli sebagai Ketua MPR dan sebagai oposan.
Aria lalu mengaitkan posisi Zulkifli sebagai Ketum PAN yang akhirnya memilih jadi rival Jokowi untuk Pilpres 2019. Bagi Aria, ada bias antara peran Zulkifli sebagai Ketua MPR dan sebagai oposan.
Padahal yang harus terjadi politik kenegarawanan antara
beliau sebagai Ketua MPR, bukan sebagai Ketua PAN yang mengusung Pak Prabowo
dan Pak Sandiaga Uno. Saya kira terjadi kurang tepat atau kurang etis yang
disampaikan Pak Zul, termasuk ada kata 'emak-emak' yang merupakan suatu idiom
yang dipakai Pak Sandi," tutur Aria.(Tim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar