Pantun Untuk Jadi Warisan Budaya - Editor Lambar | editorlambar.com

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

Kamis, 13 September 2018

Pantun Untuk Jadi Warisan Budaya



LAMBAR- Melihat perkembangan pantun dari zaman ke zaman, posisi pantun yang tetap kuat dari masa ke masa yang di dalamnya mencerminkan kebudayaan berkaum dan berbangsa.

Banyak orang berpantun, baik dalam pernikahan, pengobatan, pidato atau sambutan, bahkan pembawa acara,dari orangtua hingga anak-anak muda, suka berpantun,orang desa hingga anak-anak gaul,semuanya tahu tentang pantun.

Meski tidak sekhidmat pantun orangtua, tapi paling tidak, kata yang dirangkai anak muda mengarah kepada pantun, juga pantun. Begitu luas dan berpengaruhnya pantun. Begitu dekat dan menyeluruh.

Salah satu jenis puisi lama yang masih terkenal sampai sekarang adalah pantun, setidaknya pernah mendengar pantun tidak hanya di dalam pelajaran bahasa Indonesia, melainkan juga di acara-acara hiburan adat sampai program hiburan.

Memahami pantun dan jenis-jenisnya dapat membuat kita semakin kreatif ketika berinteraksi dengan orang lain,pantun adalah jenis puisi lama yang tiap baitnya terdiri atas empat baris serta memiliki sampiran dan isi.


Sebelum mengenal apa saja jenis dari pantun, ada baiknya kita memahami dengan baik,Tentu saja ini agar dapat dengan mudah mengklasifikasikan sebuah puisi lama itu layak disebut pantun atau tidak.

Bukan cuma sebagai sebuah kebiasaan yang berakar dalam kehidupan masyarakat, pantun dinilai memiliki keunikan dan kecerdasan sebagai buah peradaban maju masyarakat Melayu.
  
Terinspirasi dari lingkungan,sampiran yang terkandung dalam pantun tidak dibuat secara sembarangan, melainkan berhubungan erat dengan isi dan menonjolkan kecerdasan berbahasa.

“Dalam sampiran itu tersimpan segala pengetahuan tentang Melayu yang memperlihatkan kecerdasan luar biasa berekspresi melalui bahasa, biasanya menggabungkan ekologi lingkungan,” .

Dalam lomba Berbalas Pantun Dalam Rangka Hari Ulang Tahun Kabupaten Lampung Barat ke 27 Tahun 2018 yang di Gelar Oleh Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Lampung Barat di Ruang Rapat Kagungan Pemkab Lambar Kamis (13/9/2018).

Ketua Panitia Ny. Dewi Adi Utama menyampaikan pelaksana kegiatan pada tanggal 24 September 2018 nanti Kabupaten Lambar genap berusia  27 Tahun, Peringatan HUT Kabupaten Lambar salah satunya diisi dengan kegiatan lomba antara lain Lomba Berbalas Pantun.

Kemudian pihaknya menyampaikan tujuan dari kegiatan tersebut adalah dalam rangka memperingati HUT kabupaten Lambar ke 27 tahun 2018.


Untuk mensosialisasikan dan melestarikan budaya Indonesia pada umumnya dan budaya Lampung pada khususnya.

Selanjutnya peserta pada lomba Berbalas Pantun berasal dari Organisasi Perangkat Daerah ( Wajib Ikut) ,pelajar tingkat SMP sederajat dan masyarakat seputaran Kecamatan Batu Brak,  Balik Bukit dan Sukau. Untuk tim juri pada lomba tersebut terdiri dari tiga yaitu Bapak Munhamir, Bapak Anton Sabara, dan Bapak Musanip.

Ketua Penasehat Dharma Wanita Persatuan Lambar Ny. Partinia Parosil menyampaikan dan Menyambut gembira dengan di laksanakannya lomba Berbalas Pantun karena pada hakekatnya kegiatan ini merupakan bentuk peduli kita terhadap budaya yang ada di Indonesia.


Kemudian pihaknya berharap kepada peserta lomba agar dapat lebih antusias mengikuti lomba. Kemudian kita menyadari bahwa banyak sekali kekayaan tradisional yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dan kita perlu memperkenalkan kepada generasi penerus bahwa itu semua merupakan warisan dari leluhur yang perlu di pertahankan.

Asisten Bidang Perekonomian Dan Kesra Sekdakab Lambar Ir. Natha Djudin Amran menyampaikan  Hal ini berarti bahwa para anggota dharma wanita tidak hanya dituntut memahami perkembangan yang terjadi di dalam negeri, juga yang terjadi di seluruh belahan bumi nusantara ini.

Lomba Berbalas Pantun tentunya adalah suatu rangkain yang tersusun indah dan mengandung makna yang bagus dan perlu di kembangkan lebih luas termasuk anak-anak Sekolah untuk melanjutkan program ini  lebih lanjut.(Editorlambar.Com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad