
PESIBAR-Organisasi Masyarakat (Ormas) Gerakan Masyarakat
Perangi Korupsi (GMPK) menyoroti polemic saat ini tidak transparan dan
menimbulkan pertanyaan.
Rendahnya kesadaran dan keterlibatan masyarakat dalam
pembangunan dan pengelolaan,disebabkan kurangnya koordinasi antar pihak-pihak
yang berkepentingan.
Koordinasi yang rendah berdampak pada kurang padu dan
komprehensifnya program tersebut baik di tingkat pemerintah, pelaku usaha dan
masyarakat pada umumnya.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan satu
terobosan disektor melalui program pembangunan yang komprehensif,terintegrasi,jangka panjang dan melibatkan berbagai pihak.
Salah satu cara yang perlu dilakukan yakni dengan
mengoptimalkan program yang merupakan salah satu upaya pemerintah kabupaten.
Untuk
memperbaiki kondisi di daerah dengan percepatan
pembangunan di sector.
Dari 25 anggota dprd setempat terdiam, mata tertutup,telinga
tersumba, keresahan warga masyarakat tidak tersalurkan sebagaimana mestinya.
Hukum pun bagaikan hujan seadanya.pemda setmpat ogah-ogahan
korupsi manipulasi menjadi tren gaya hidup sesuai zaman,katanya.

Sekretaris GMPK propinsi lampung,Ali Ardha mengatakan kepada
Koran ini,apakah 25 anggta dewan kita tidak membaca UU Otonomi Baru dan Sudah
brapa P.A.D pesibar.
Masih kata ali Ardha menambahkan diStiap tahun kabupaten
pesisir barat (Pesibar) devisit anggaran,kenapa smua itu terjadi.
Seetlah Tim GMPK lampung mengadakan riset selama satu bulan
penuh, dibawa pimpinan ir.sudarno, dengan 2 anggotanya yaitu DR.Ir.Mustofa
kamal,dan Drs.MHD Sarnubi SH.
Dari hasil rises yang cukup signipikan itu menjadi tolak
ukur apakah kabupaten pesisir barat (Pesibar )tinggal nama atau pesibar terseok-seok,atau
bubar tinggal nama.kata sekretaris.
Secara akurasi yang terjadi di pesibar tersebut, peningkatan
P.A.D nya tidak ditemukananggaran Pendapat Belanja Daerah (APBD) nya stiap
tahun.
Artinya devisit/berkurang,kena apa semua itu terjadi,apakah sallah
satu masalahnya daerah tersebut tidak memperdulikan P.A.D nya .
Mau meningkat atau tidak pokoknya yang ditemukan investor
tidak berminat masuk di pesibar,Bukan karna kabupaten pesibar tersebut karna
memiliki sumber kekayaan alam.
Dan bukan karna tidak memiliki sumber wisata yang indah,demikian
ekonominya cukup mapan apa bila lebih di kembangkan lagi.
Lanjut sekretaris masalah yang terjadi investor yang sudah
ada izinnya tidak di perpanjang mau masuk dipersulit.
Yang izinnya tidak di
perpanjang diduga kuat pajak mereka masuk dikantong pribadi oknum penjabat
setempat.
Contohnya saja tambah udang,prusahaan jalan terus tapi izin
tidak diperpanjang.anehnya juga tambah Ali KCMU Pun izinnya tidak di keluarkan berikut
salah satu SPBU.
Masih kata sekretaris GMPK ,ada 9 titik lokasi yang akan di
kontrak prusahaan indomart mereka akan memperluas jaringan mereka di kabupaten
pesir barat tersebut.
Namun baru ada 3 yang sudah selesai persyaratannya sudah di
boikot oleh pemda setempat.
Demikian juga dengan kehadiran PT indah permata,utk
menanamkan sahamnya dibidang wisata alam perbukitan.
Wisata alam di pesisir pantai,terjadi tawar menawar degan
oknum penjabat setempat hingga mencapai Miliaran rupiah.sementara belum berbuat
apa -apa.
Belum lagi atas rencana CV JAYA ABADI PERKASA,yang akan
menanamkan sahamnya tentang pembuatan abu batu,juga tidak mendapat respon dari pejabtat setempat.
Artinya, cukup banyak investor melirik pesibar karna melihat
keindahan alamnya yang terkenal dengan damar mata kucing.
Sehingga sangat disayangkan pemerentah setmpat hanya
memiliki pemikiran yang kerdil tidak peka melihat pesibar kedepan.
Hal tersebut apapun yang kita lakukan akan sangat tidak berarti
karna kita hanya sebagai rakyat jelata.
Namun apabila kita bersatu dan tangguh dalam perjuangan
insya allah pesibar tidak akan kembali kepada lampung barat sebagaimana yang
tercantum dalam UU otonomi baru.
Didalamnya salah satu pasal apabila otonomi baru tersebut
tidak bisa meningkatkan P.A.D.nya,maka akan menjadi beban Negara maka dari itu,layak
di kambalikan kepada kabupaten induknya.
Hal ini yang harus kita bersama sama menghindarkannya,mengingat
begitu rumitnya serta susahnya saat kta akan misah dari lambar saat itu.
Mari kita bergandeng tangan demi pesibar yang kita
cintai,juga dewan perwakilanrakyat daerah (DPRD) kita tidak berpikir sejauh mana Alias
pembiaran.
Demikian juga pemda hanya memikirkan keuntungan dimasing
masing sector,siapa lagi yang harus berpikir selain kita dari masyarakat
pesibar.
Satu-satunya jalan kita harus bergerak cepat untuk tumbangnya
rezim otoriter ini dan rezim korupi, dan rezim yang tidak pernah berpikir
dampaknya kedepan atas perbuatan mereka sendiri.
Kata sekretaris GMPK Propinsi lampung,Ali Ardha. (Ir/EditorLambar.Com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar