
LAMBAR- Musibah bencana selalu datang dengan tiba-tiba dan
di manapun bisa terjadi, untuk itu harus selalu waspada dan tanggap bencana.
Kabupaten lambar yang wilayahnya memilki pantaipun kerawanan
bencana pasti ada, sehingga untuk meminimalisir dan tanggap bencana.
PMI Kabupaten lambar melakukan kerjasama dengan American Red
Cross,yakni Program Penanggulangan Resiko Terpadu Berbasis masyrakat (Pertama).

Kerjasama ini guna meningkatkan kapasitas PMI dalam
meminimalisir bencana serta menanggulangi pengurangan kematian di dalam bencana.
Mandat utama PMI adalah penangulangan bencana,sedangkan unit
tranfusi darah merupakan tugas pemerintah yang ditugaskan ke PMI, sampai saat
ini darah diambil dari manusia, agar kebutuhan darah tersedia.
Artinya,rogram ini memang untuk pencegahan di wilayah yang
rawan, program berbasis masyarakat agar masyarakat tahu jika banjir harus
bagaimana.
Serta memberikan suatu pemahaman pembibitan mangrove dan
manfaat yang bisa.
Diambil,masyarakat akan paham kemungkinan yang terjadi dan
mitigasi bencana.

Tapi juga ada aspek yang lain yakni untuk peningkatan
ekonomi,program ini bebas tekanan dan pihaknya mendapatkan dana hibah dari
Amerika sehingga independensinya terjaga.
Pihaknya akan membantu pada masalah kebencanaan untuk
wilayah yang luas dan ancaman bencana bisa datang tiba-tiba.
Palang Merah Indonedia (PMI) bekerjasama dengan American Red
Cross Kerjasama ini dilakukan dengan mengadakan Siaga Bencana.

Kegiatan ini dilakukan untuk mengurangi dampak resiko
bencana dengan cara menitik beratkan partisipasi masyarakat.
Selama ini masyarakat hanya menunggu dibantu, dengan
pelatihan ini setidaknya masyarakat mampu membantu dirinya dahulu sebelum bantuan
dari pemerintah datang.
PMI Kabupaten Lampung
Barat (Lambar) dengan menggandeng American Red Cross meluncurkan program
membangun desa tangguh bencana.
Melalui pendekatan Program pengurangan risiko terpadu berbasis
masyarakat (Pertama).
PMI terus berupaya menyumbang berkontribusi nyata guna
mencapai visi Lambar sebagai Kabupaten Tangguh Bencana.

Program yang merupakan kerjasama antara PMI dan American Red
Cross," ujar Sekretaris PMI Lambar, Agus Darma Putra, mendampingi Ketua
Adi Utama, Kamis (3/5) malam.
Menurutnya, saat ini program dimaksud sudah memasuki tahapan
kegiatan VCA (Vulnerability and Capacity Assessment).
Masih kata sekretaris
PMI lambar,VCA merupakan proses untuk memahami sifat, tingkat dan risiko
yang dialami oleh masyarakat, dan menentukan keberadaan juga derajat
kerentanan.
Selain itu juga bertujuan mengetahui kapasitas dan sumber
daya yang tersedia,serta melakukan analisa alternatif tindakan yang dapat
dilakukan.
Untuk mengurangi risiko-risiko yang ada di masyarakat dengan
melibatkan peran aktif atau partisipatif masyarakat secara penuh.
Didalam pelaksanaan VCA tersebut, Participatory Rural
Appraisal (PRA) merupakan salah satu proses yang juga dilaksanakan sebagai
upaya untuk melaksanakan pengkajian keadaan desa secara partisipatif.
Lebih lanjut,Peran masyarakat merupakan sentral dalam
kegiatan ini,dimana PMI hanya memfasilitasi masyarakat untuk memahami kondisi
dan keadaan lingkungannya sendiri.
Dengan demikian, pelibatan perwakilan tiap-tiap komponen
masyarakat menjadi penting di dalam PRA guna memperoleh informasi yang
holistik,” ujar ayah dua anak itu.
Agus Menjelaskan secara rinci, program Pertama, adalah
program yang dilaksanakan oleh Palang Merah Indonesia bekerjasama dengan Palang
Merah Amerika di Wilayah kerja PMI Kabupaten Lampung Barat.
Sebagai salah satu daerah target program di PMI Provinsi
Lampung yang mencakup tiga pekon target program, yaitu Pekon Sukamarga dan Tugu
Ratu Kecamatan Suoh, dan Pekon Ujung Kecamatan Lumbok Seminung.
Sebagai langkah awal dalam penyusunan rencana kerja program
di tiga pekon program, telah dilakukan pengumpulan data ruang melalui kegiatan.
Baseline (KAP) Survey Masyarakat, yang hasil datanya
merupakan salah satu sumber dalam melakukan kegiatan PRA/VCA.
Kegiatan ini adalah tindak lanjut dari Program Pertama untuk
mengidentifikasi dan menganalisa kerentanan dan kapasitas yang ada di Pekon
Ujung,” Ucapnya.
Dari hasil analisa data serta informasi mengenai ancaman,
kerentanan dan kapasitas desa melalui metode partisipatif maupun data dan
informasi yang telah tersedia melalui baseline KAP itu nantinya kata
dia.
Dan akan digunakan sebagai referensi dalam penyusunan rencana aksi
kesiapsiagaan dan pengurangan risiko bencana di tingkat desa. (Ir/EditorLambar.Com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar